LAPORAN KIMIA
“Reaksi Redoks “
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Tujuan:
Pada kegiatan ini akan dipelajari
reaksi redoks spontan dan tidak spontan
B. Landasan Teori:
Reduksi adalah penerimaan
elektron atau penurunan bilangan oksidasi, sedangkan oksidasi adalah pelepasan elektron
atau peningkatan bilangan oksidasi. Reaksi redoks adalah gabungan dari reaksi reduksi
dan reaksi oksidasi yang berlangsung bersamaan. Tidak ada peristiwa pelepasan
elektron (reaksi oksidasi) tanpa disertai peristiwa penangkapan electron
(reaksi reduksi). Reaksi redoks dapat berlangsung spontan maupun tidak spontan.
Kespontanan suatu reaksi
redoks dapat ditentukan menggunakan deret volta. Urutan logam-logam dalam deret
volt adalah :
K-Ba-Ca-Na-Mg-Al-Mn-Zn-Cr-Fe-Cd-Co-Ni-Sn-Pb-(H2)-Sb-Bi-Cu-Hg-Ag-Pt-Au
Logam-logam disebelah kiti
H2 merupakan logam-logam aktif (reduktor kuat) sedangkan logam-logam
disebelah kanan H2 kurang aktif (reduktor lemah). Semakin ke kiri
sifat reduktor semakin lemah dan sifat oksidator semakin kuat. Logam-logam
dalam deret volta dapat mereduksi unsur-unsur dikanannya tetapi tidak mampu
mereduksi unsur-unsur disebelah kirinya. Jika suatu logam dapat mereduksi
unsur-unsur disebelah kanannya, reaksi tersebut berlangsung spontan. Sebaliknya
jika tidak dapat mereduksi unsur-unsur disebelah kanannya reaksi berlangsung
tidak spontan.
Reaksi kimia yang
berlangsung spontan, ditandai dengan ciri-ciri berupa dihasilkannya endapan ,
terjadi gelembung, perubahan warna, dan perubahan suhu.
BAB
II
METODE PENGAMATAN
A. Rancangan Praktikum:
Dalam praktikum
ini, penulis merancang praktikum dengan metode kajian pustaka dan eksperimen.
Kajian pustaka dilakukan agar penulis memperoleh teori-teori sebagai acuan
untuk praktikum. Penulis melakukan kegiatan kajian pustaka dengan menjelajahi
internet.
Untuk memperkuat
teori–teori yang ada, penulis melakukan praktikum model eksperimen untuk
membuktikan hipotesis penulis yang sesuai dengan teori-teori yang diperoleh
penulis.
C. Variabel Praktikum:
Variabel adalah
sesuatu yang diukur dalam penulisan sebuah laporan praktikum. Adapun variabel
yang diperhatikan dalam penulisan sebuah laporan praktikum ini yaitu reaksi
spontan dan tidak spontan.
D. Teknik Pengumpulan Data:
Sebagai acuan untuk membuat laporan praktikum, penulis
mencari berbagai data yang berhubungan dengan judul dari berbagai buku dan
internet. Kajian pustaka digunakan sebagai acuan untuk memperoleh data-data dan
teori-teori yang sudah ada. Penulis mempelajari dan menuangkan sumber-sumber
yang ada ke dalam pembuatan laporan praktikum.
E. Langkah Kerja
Alat
dan Bahan
|
Ukuran/Satuan
|
Jumlah
|
Tabung reaksi/rak
Pipet tetes
Larutan ZnSO4
Larutan CuSO4
Larutan HCl
Lempeng logam seng/Zn
Lempeng logam tembaga/Cu
Amplas
|
-
-
1
M
1
M
1
M
0,5
x 1 cm
0,5
x 1 cm
-
|
4/1
3
5
mL
5
mL
10
mL
2
potong
2
potong
Secukupnya
|
b. Cara Kerja:
1.
Isi gelas
dengan air kira-kira sat per tiga bagian, tambahkan 10 tetes larutan
fenolftalein
2.
Jepit dengan
tang besi dan angkat logam natrium dari botol penyimpanan. Dengan menggunakan
kertas saring setiap minyak tanah dari permukaan logam itu. Amati penampilan
logam tersebut, kemudian irislah logam tersebut dengan pisau yang kering, amati
permukaan irisan
3.
Potong logam
natrium sebesar kacang hijau. Dengan menggunakan tang besi, bungkus logam
natrium dengan rapat lalu masukkan potongan logam itu kedalam gelas kimia
berisi air dari fenol ftalein, segera tutup gelas kimia itu dengan cawan patri
4.
Catat semua
pengamatan yang diperlukan
BAB
III
HASIL
PENGAMATAN DAN
PEMBAHASAN
A.
Tabel Pengamatan:
|
Tabung 1
|
Tabung 2
|
Tabung 3
|
Tabung
4
|
Larutan
yang diisikan
|
CuSO4
|
ZnSO4
|
HCl
|
HCl
|
Warna
larutan
|
Biru
|
Keruh
|
Jernih
|
Jernih
|
Logam
yang ditambahkan
|
Seng
|
Tembaga
|
Seng
|
Tembaga
|
Perubahan
setelah penambahn logam
|
Logam berwarna hitam dan terdapat gelembung
|
Tidak terjadi reaksi
|
Terdapat gelembung
|
Logam
menjadi bersih
|
B.
Analisis dan Pembahasan:
Pada percobaan ini, larutan CuSO4 mengeluarkan ciri-ciri reaksi
spontan seperti yang dijelaskan pada landasan teori diatas. Setelah diamati,
ternyata larutan CuSO4 yang dalamnya dimasukkan lempeng logam seng,
mengeluarkan gelembung-gelembung kecil di sekitar lempengan seng tersebut.
Lempengan seng juga perlahan-lahan mengalami korosi. Apabila percobaan dilakukan
lebih lama, lempengan seng akan hancur dan menjadi endapan dalam larutan CuSO4.
Hal ini menanadakan bahwa reaksi yang terjadi dalam larutan CuSO4 merupakan
reaksi spontan.
Sementara itu, dalam larutan ZnSO4 yang dimasukkan lempeng tembaga,
tidak terjadi perubahan apapun baik pada lempengt embaga maupun pada larutan
ZnSO4. Hal ini menunjukkan bahwa reaksi yang terjadi pada larutan
ZnSO4 merupakan reaksi tidak spontan yang berarti, pada larutan ini memerlukan
energi dari luar agar terjadi reaksi.
Larutan HCl mengeluarkan ciri-ciri reaksi spontan. Setelah diamati, ternyata larutan
HCl yang didalamnya dimasukkan lempeng logam seng, mengeluarkan gelembung-gelembung
kecil di sekitar lempengan seng tersebut. Lempengan seng jugaperlahan-lahan mengalami
korosi. Apabila percobaan dilakukan lebih lama, lempengan seng akan hancur dan menjadi
endapan dalam larutanHCl. Hal ini menanadakan bahwa reaksi yang terjadi dalam larutan HCl merupakan reaksi spontan.
Larutan HCl yang didalamnya dimasukkan lempeng tembaga, tidak terjadi perubahan apapun
baik pada lempeng tembaga maupun pada larutan HCl. Hal ini menunjukkan bahwa reaksi
yang terjadi pada larutan ZnSO4 merupakan reaksi tidak spontan yang
berarti, pada larutan ini memerlukan energi dari luar agar terjadi reaksi.
BAB IV
PERTANYAAN DAN JAWABAN
1. Pada tabung yang manakah terjadi reaksi
redoks spontan dan pada tabung yang mana tidak terjadi reaksi?
Jawab
:
Pada tabung yang manakah terjadi reaksi
redoks spontan àtabung 1 dan tabung 3.
Pada tabung yang manakah tidak terjadi
reaksi redoks spontanàtabung 2 dan tabung 4.
2. Tulislah persamaan reaksi setara untuk
reaksi yang berlangsung spontan!
Jawab
:
a. Cu + ZnSO4
Cu à Cu2+ +
2e E = +0,34 v
Zn2+ + 2e à
Zn E = -0,76 v
Eosel = Eoreduksi- Eooksidasi
= 0,34 – (-0,76)
= 1,1 volt (Reaksi Spontan)
b. Zn + CuSO4
Zn à Zn2+ +
2e E = -0,76 v
Cu2+ + 2eà
Cu E = +0,34 v
Eosel
= Eoreduksi- Eooksidasi
= -0,76 –(+0,34)
= - 1,1 volt (Reaksi tidak Spontan)
c. Zn + 2HCl à
ZnCl2 + H2
Zn àZn2+
+ 2e E = +0,763 v
2H+ + 2e à
H2 E = 0
Zn + 2H+àZn2+
+ H2
Eosel = Eoreduksi- Eooksidasi
= 0 – (-0,76)
= 0,76 volt (Reaksi Spontan)
d. Cu + 2HCl à
Cu Cl2 + H2
Cu à Cu2+ +2e E = -0,34 v
2H+ + 2e à
H2 E = 0
Cu
+2H+à Cu2+ + H2
Eosel = Eoreduksi- Eooksidasi
= 0 – 0,34
= -0,34 volt (Reaksi tidak Spontan)
BAB V
PENUTUP
A.Kesimpulan
Pada logam Zn mengalami reaksi
redoks spontan dikarenakan pada logam Zn mengandung sel elektrokimia positif.
Pada logam Cu mengalami reaksi redoks tidak spontan dikarenakan logam Cu
mengalami sel elektrokimia negatif. Reaksi spontan merupakan reaksi yang tidak memerlukan energi dari luar.
Sedangkan reaksi tidak spontan merupakan reaksi yang memerlukan energi dari luar. Ciri-ciri reaksi spontan antara lain,
dihasilkannya
endapan, terjadi gelembung, dan perubahan warna.
Izin copas, Pak. Saya sertakan sumbernya.
ReplyDeleteterima kasih banyak saya jadi siap ujian praktek
ReplyDeletesama2
DeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteyang cara kerja kok beda sih?
ReplyDeleteterima kasih, semoga bermanfaat
ReplyDelete