Wednesday, April 15, 2015

laporan kimia reaksi redoks



LAPORAN KIMIA
“Reaksi Redoks

BAB I
PENDAHULUAN

A. Tujuan:
Pada kegiatan ini akan dipelajari reaksi redoks spontan dan tidak spontan

B. Landasan Teori:
Reduksi adalah penerimaan elektron atau penurunan bilangan oksidasi, sedangkan oksidasi adalah pelepasan elektron atau peningkatan bilangan oksidasi. Reaksi redoks adalah gabungan dari reaksi reduksi dan reaksi oksidasi yang berlangsung bersamaan. Tidak ada peristiwa pelepasan elektron (reaksi oksidasi) tanpa disertai peristiwa penangkapan electron (reaksi reduksi). Reaksi redoks dapat berlangsung spontan maupun tidak spontan.
Kespontanan suatu reaksi redoks dapat ditentukan menggunakan deret volta. Urutan logam-logam dalam deret volt adalah :

K-Ba-Ca-Na-Mg-Al-Mn-Zn-Cr-Fe-Cd-Co-Ni-Sn-Pb-(H2)-Sb-Bi-Cu-Hg-Ag-Pt-Au

Logam-logam disebelah kiti H2 merupakan logam-logam aktif (reduktor kuat) sedangkan logam-logam disebelah kanan H2 kurang aktif (reduktor lemah). Semakin ke kiri sifat reduktor semakin lemah dan sifat oksidator semakin kuat. Logam-logam dalam deret volta dapat mereduksi unsur-unsur dikanannya tetapi tidak mampu mereduksi unsur-unsur disebelah kirinya. Jika suatu logam dapat mereduksi unsur-unsur disebelah kanannya, reaksi tersebut berlangsung spontan. Sebaliknya jika tidak dapat mereduksi unsur-unsur disebelah kanannya reaksi berlangsung tidak spontan.
Reaksi kimia yang berlangsung spontan, ditandai dengan ciri-ciri berupa dihasilkannya endapan , terjadi gelembung, perubahan warna, dan perubahan suhu.

BAB II
METODE PENGAMATAN

A. Rancangan Praktikum:

Dalam praktikum ini, penulis merancang praktikum dengan metode kajian pustaka dan eksperimen. Kajian pustaka dilakukan agar penulis memperoleh teori-teori sebagai acuan untuk praktikum. Penulis melakukan kegiatan kajian pustaka dengan menjelajahi internet.
Untuk memperkuat teori–teori yang ada, penulis melakukan praktikum model eksperimen untuk membuktikan hipotesis penulis yang sesuai dengan teori-teori yang diperoleh penulis.

C. Variabel Praktikum:

Variabel adalah sesuatu yang diukur dalam penulisan sebuah laporan praktikum. Adapun variabel yang diperhatikan dalam penulisan sebuah laporan praktikum ini yaitu reaksi spontan dan tidak spontan.

D. Teknik Pengumpulan Data:

            Sebagai acuan untuk membuat laporan praktikum, penulis mencari berbagai data yang berhubungan dengan judul dari berbagai buku dan internet. Kajian pustaka digunakan sebagai acuan untuk memperoleh data-data dan teori-teori yang sudah ada. Penulis mempelajari dan menuangkan sumber-sumber yang ada ke dalam pembuatan laporan praktikum.


E. Langkah Kerja

Alat dan Bahan
Ukuran/Satuan
Jumlah
Tabung reaksi/rak
Pipet tetes
Larutan ZnSO4
Larutan CuSO4
Larutan HCl
Lempeng logam seng/Zn
Lempeng logam tembaga/Cu
Amplas

-
-
1 M
1 M
1 M
0,5 x 1 cm
0,5 x 1 cm
-
4/1
3
5 mL
5 mL
10 mL
2 potong
2 potong
Secukupnya
 


b. Cara Kerja:
1.      Isi gelas dengan air kira-kira sat per tiga bagian, tambahkan 10 tetes larutan fenolftalein
2.      Jepit dengan tang besi dan angkat logam natrium dari botol penyimpanan. Dengan menggunakan kertas saring setiap minyak tanah dari permukaan logam itu. Amati penampilan logam tersebut, kemudian irislah logam tersebut dengan pisau yang kering, amati permukaan irisan
3.      Potong logam natrium sebesar kacang hijau. Dengan menggunakan tang besi, bungkus logam natrium dengan rapat lalu masukkan potongan logam itu kedalam gelas kimia berisi air dari fenol ftalein, segera tutup gelas kimia itu dengan cawan patri
4.      Catat semua pengamatan yang diperlukan

BAB III
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A.    Tabel Pengamatan:

Tabung 1
Tabung 2
Tabung 3
Tabung 4
Larutan yang diisikan
CuSO4
ZnSO4
HCl
HCl
Warna larutan
Biru
Keruh
Jernih
Jernih
Logam yang ditambahkan
Seng
Tembaga
Seng
Tembaga
Perubahan setelah penambahn logam
Logam berwarna hitam dan terdapat gelembung
Tidak terjadi reaksi
Terdapat gelembung
Logam menjadi bersih

B.     Analisis dan Pembahasan:

Pada percobaan ini, larutan CuSO4 mengeluarkan ciri-ciri reaksi spontan seperti yang dijelaskan pada landasan teori diatas. Setelah diamati, ternyata larutan CuSO4 yang dalamnya dimasukkan lempeng logam seng, mengeluarkan gelembung-gelembung kecil di sekitar lempengan seng tersebut. Lempengan seng juga perlahan-lahan mengalami korosi. Apabila percobaan dilakukan lebih lama, lempengan seng akan hancur dan menjadi endapan dalam larutan CuSO4. Hal ini menanadakan bahwa reaksi yang terjadi dalam larutan CuSO4 merupakan reaksi spontan.
Sementara itu, dalam larutan ZnSO4 yang dimasukkan lempeng tembaga, tidak terjadi perubahan apapun baik pada lempengt embaga maupun pada larutan ZnSO4. Hal ini menunjukkan bahwa reaksi yang terjadi pada larutan ZnSO4 merupakan reaksi tidak spontan yang berarti, pada larutan ini memerlukan energi dari luar agar terjadi reaksi.
Larutan HCl mengeluarkan ciri-ciri reaksi spontan. Setelah diamati, ternyata larutan HCl yang didalamnya dimasukkan lempeng logam seng, mengeluarkan gelembung-gelembung kecil di sekitar lempengan seng tersebut. Lempengan seng jugaperlahan-lahan mengalami korosi. Apabila percobaan dilakukan lebih lama, lempengan seng akan hancur dan menjadi endapan dalam larutanHCl. Hal ini menanadakan bahwa reaksi yang terjadi dalam larutan HCl merupakan reaksi spontan.
Larutan HCl yang didalamnya dimasukkan lempeng tembaga, tidak terjadi perubahan apapun baik pada lempeng tembaga maupun pada larutan HCl. Hal ini menunjukkan bahwa reaksi yang terjadi pada larutan ZnSO4 merupakan reaksi tidak spontan yang berarti, pada larutan ini memerlukan energi dari luar agar terjadi reaksi.

BAB IV
PERTANYAAN DAN JAWABAN

1.      Pada tabung yang manakah terjadi reaksi redoks spontan dan pada tabung yang mana tidak terjadi reaksi?
Jawab :
Pada tabung yang manakah terjadi reaksi redoks spontan àtabung 1 dan tabung 3.
Pada tabung yang manakah tidak terjadi reaksi redoks spontanàtabung 2 dan tabung 4.
2.      Tulislah persamaan reaksi setara untuk reaksi yang berlangsung spontan!
Jawab :
a.       Cu + ZnSO4
Cu à Cu2+ + 2e                      E = +0,34 v
Zn2+ + 2e à Zn                       E = -0,76 v
                        Eosel     = Eoreduksi- Eooksidasi
= 0,34 – (-0,76)
= 1,1 volt (Reaksi Spontan)
b.      Zn + CuSO4
Zn à Zn2+ + 2e                       E = -0,76 v
Cu2+ + 2eà Cu                       E = +0,34 v
                        Eosel     = Eoreduksi- Eooksidasi
= -0,76 –(+0,34)
= - 1,1 volt (Reaksi tidak Spontan)
c.       Zn + 2HCl à ZnCl2 + H2
Zn àZn2+ + 2e                        E = +0,763 v
2H+ + 2e à H2                        E = 0
Zn + 2H+àZn2+ + H2            
Eosel      = Eoreduksi- Eooksidasi
= 0 – (-0,76)
= 0,76 volt (Reaksi Spontan)
d.      Cu + 2HCl à Cu Cl2 + H2
Cu à Cu2+ +2e                       E = -0,34 v
2H+ + 2e à H2                        E = 0
            Cu +2H+à Cu2+ + H2                
Eosel      = Eoreduksi- Eooksidasi
= 0 – 0,34
= -0,34 volt (Reaksi tidak Spontan)

BAB V
PENUTUP

A.Kesimpulan
        Pada logam Zn mengalami reaksi redoks spontan dikarenakan pada logam Zn mengandung sel elektrokimia positif. Pada logam Cu mengalami reaksi redoks tidak spontan dikarenakan logam Cu mengalami sel elektrokimia negatif. Reaksi spontan merupakan reaksi yang tidak memerlukan energi dari luar. Sedangkan reaksi tidak spontan merupakan reaksi yang memerlukan energi dari luar. Ciri-ciri reaksi spontan antara lain, dihasilkannya endapan, terjadi gelembung, dan perubahan warna.

6 comments: